Maroko merupakan negara terakhir di Afrika Utara yang buka pintu untuk wisatawan mancanegara, meski persyaratan masuk dan kewarganegaraan yang diizinkan terus berubah. Mesir telah mulai lebih dulu menyambut pelancong pada Juli, dan Tunisia membuka perbatasan untuk orang asing pada Juni.
Kendati demikian, negara ini sebenarnya masih berjuang melawan meningkatnya jumlah kasus virus corona baru. Karenanya, beberapa kota populer bagi turis, termasuk Marrakesh, Fez, Casablanca, dan Tangier, belum bisa dikunjungi.
Wilayah-wilayah tersebut masih berada di bawah pembatasan pergerakan ketat yang dimulai akhir Juli dan berlaku hingga pemberitahuan lebih lanjut. Tak seorang pun diizinkan meninggalkan atau memasuki kota-kota ini, kecuali memiliki kebutuhan medis dan mengantongi surat izin dari otoritas setempat. SahabatQQ
Selain mengonfirmasi pemesanan hotel, wisatawan diharuskan menunjukkan tes negatif COVID-19 yang dikeluarkan tidak lebih dari 48 jam. Memakai masker wajah di tempat umum pun wajib dilakukan selama di Maroko.
Rekor Catatan Kasus Harian
Maroko memberlakukan salah satu pembatasan wilayah paling ketat di dunia dalam mengantisipasi penyebaran virus SARS-CoV-2. Pihaknya menutup perbatasan darat, udara, dan laut bagi semua pelancong pada pertengahan Maret.
Keputusan ini sempat membuat puluhan ribu orang Maroko di luar negeri, serta wisman di dalam negeri terdampar. Namun, kebijakan memulangkan pelancong, entah lewat pemerintah maupun usaha per orangan dilakukan secara bertahap.
Pun dengan warga Maroko yang berada di luar negeri. Kebjikaan pembukaan kembali perbatasan ini ditetapkan di tengah rekor jumlah harian kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di negara tersebut. Per Kamis, 10 September 2020, Maroko mencatatkan 79.767 kasus COVID-19 dengan 61.850 pasien sembuh dan 1.491 kematian.Agen Domino99
0 Komentar