SahabatQQTraveling - SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya. Maumere merupakan kota penuh dengan nyanyian. Merupakan kata nada pelengkap," makna lirik lagu Gemu Fa Mi Re yang sempat sangat tenar pada 2019 lalu ini boleh jadi awal mula perkenalan lebih banyak orang pada Maumere.
SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya
Secara administrasi, wilayah di pesisir utara Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Sikka dan kota terbesar kedua di Flores setelah Ende. Gema namanya tak senyaring Labuan Bajo, tapi bukan berarti fakta-fakta di balik eksistensinya tak cukup menarik diulik.
Nyatanya, Maumere adalah rumah dari salah satu festival jazz di Indonesia timur, bahkan sempat jadi saksi bisu kunjungan Paus Paulus II di akhir era 80-an. Dari sekian banyak fakta yang memenuhi seantero kota, berikut beberapa di antaranya yang dirangkum dari berbagai sumber, Senin, 8 Maret 2021.
1. Promosikan Pariwisata Lewat Festival Jazz
Pada 2016, Maumere Jazz Festival tercatat sebagai festival musik jazz pertama yang terselenggara di kawasan hutan mangrove. Lokasi acara bertaraf internasional ini membuat pengunjung tak semata disajikan lanskap panorama laut, namun juga barisan bukit sambung-menyambung.
Di samping, hajatan yang memang dimaksudkan untuk mempromosikan pariwisata setempat dengan kearifan lokalnya ini adalah wadah bagi pencinta seni dan musik jazz di kawasan timur Indonesia.
2. Angkutan Umum Anti-Mainstream
Mirip kota-kota besar di Filipina, angkutan kota (angkot) di Maumere disulap semenarik mungkin untuk menggaet penumpang. Aksennya mulai dari lampu warna-warni, ragam cat, dan stiker, tak lupa sistem suara yang tak henti-hentinya bernyanyi.
Penyesuaiannya lekat dengan kultur masyarakat Maumere yang memang menyukai musik dan tarian. Masing-masing angkutan umum diberi nama-nama, seperti Valentino, Alfonso, dan Vernando.
3. Makam di Depan Rumah
Sebagai bentuk penghormatan pada anggota keluarga, Anda masih akan mendapati makam di depan rumah masyarakat Maumere, walau sudah tak semua mengadopsi kultur ini. Nuansanya kian kentara bila berkunjung ke desa-desa adat.
Penanda makam umumnya merupakan batu batu nisan yang menancap di bagian depan, dan dalam beberapa kasus, di samping rumah. Penghormatan pada leluhur memang tak pernah terpisah dari keseharian masyarakat di NTT, termasuk di Maumere.
4. Investasi Gading
Lebih dari emas, gading justru jadi salah satu benda bernilai jual mahal di Maumere. Bahkan, penduduk lokal cenderung menyimpan gading sebagai investasi, karena harganya relatif stabil ketimbang emas. SahabatQQ
Dulu, gading merupakan salah satu mahar yang harus dipenuhi mempelai pria. Tapi, karena seiring waktu gading mulai sulit didapat, mahar gading telah digantikan hewan ternak, seperti kuda, kerbau dan sapi.
Maumere juga merupakan rumah bagi para perajin ukir gading. Bahan baku kerajinan ini umumnya terdiri dari gading, tanduk rusa, tulang ikan, kayu, dan bebatuan
5. Lokasi Kunjungan Paus Paulus II
Pada 1989, Paus Yohannes Paulus II memperpanjang kunjungan ke Indonesia untuk mampir ke Maumere. Kedatangan Paus meninggalkan memori tersendiri bagi masyarakat setempat yang mayoritas memang pemeluk Katolik.
Kamar yang dipakai Paus untuk menginap masih dirawat hingga kini dan jadi salah satu obyek wisata religius di Maumere. Lokasi akomodasi itu, yakni di Seminari Tingga Santo Petrus Ritapiret. Agen Domino99
0 Komentar