Kabupaten Balangan Menyimpan Tempat Yang Menjadi Saksi Melawan Belanda

SahabatQQTraveling - Balangan adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan yang beribu kota diParingin. Balangan ini adalah hasil pemekaran dari Kabupaten Hulu Sungai Utara yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2003 pada 25 Februari 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Balangan di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).

SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya

Berdasarkan undang-undang tersebut, Menteri Dalam Negeri Hari Sabarno meresmikan Kabupaten Balangan pada 8 April 2003 yang kemudian menjadi hari jadi yang dirayakan setiap tahunnya. Moto Kabupaten Balangan adalah "Sanggam": "Sanggup Bagawi Gasan Masyarakat". Moto itu merupakan bahasa Banjar, yang berarti: Kesanggupan melaksanakan pekerjaan (pembangunan) yang didasari oleh keikhlasan untuk masyarakat.

Untuk mencapai kabupaten Balangan dapat ditempuh dengan beberapa cara, misalnya melalui jalan darat dengan waktu tempuh lebih kurang lima jam menuju utara dari ibu kota provinsi Kalimantan Selatan, Banjarmasin. Bisa juga dengan pesawat udara dari Bandara Syamsuddin Noor di Banjarbaru dengan tujuan penerbangan ke Bandara Warukin di Tanjung, kemudian dari Tanjung ke Paringin melalui jalan darat.

Dengan cara ini, waktu tempuh hanya dua jam dengan biaya yang tentunya sedikit lebih mahal.  Kalau sedikit ingin bertualang, bisa juga dengan menempuh jalan sungai, dari sungai mana saja di Kalsel. Untuk menempuh jalan sungai ini, sangat disarankan untuk melengkapi diri dengan peta navigasi dan peralatan GPS.

Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Balangan. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Balangan yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Peninggalan Arkeologi

Kabupaten Balangan, punya banyak situs peninggalan arkeologi yang berpotensi besar untuk dijadikan daya tarik wisata.  Hal itu diketahui berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh berbagai pihak seperti Balai Pelestarian Nilai Budaya (BNPB) Pontianak, Balai Arkeologi Banjarmasin maupun oleh peneliti independen.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut, diketahui bahwa dari delapan kecamatan di Balangan, tersebar situs-situs peninggalan arkeologi di 24 desa. Di Balangan juga banyak terdapat masjid tua dan rumah adat yang juga merupakan peninggalan arkeologi.

Selain itu, terdapat rumah dengan arsitektur bergaya Eropa peninggalan zaman kolonial yang terletak di Desa Simpang Tiga, Kecamatan Lampihong, dan di Muara Ninian, Kecamatan Juai.  Ada juga sebuah jembatan besi di Desa Simpang Tiga, Kecamatan Lampihong, dan bekas pengeboran minyak di Desa Paringin Timur, Kecamatan Paringin.

Peniggalan-peninggalan arkeologis tersebut memiliki potensi besar untuk dijadikan cagar budaya serta daya tarik wisata dan saat ini sedang ditelaah oleh Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) setempat untuk dikembangkan.

2. Masjid Syuhada

Masjid Syuhada yang berada di Desa Hujan Mas, Kecamatan Paringin, merupakan masjid tertua kedua di Kabupaten Balangan. Adapun masjid tertua pertama berada di Kecamatan Juai yaitu Masjid Jannatul Ma’wa. Namun dari segi histori, Masjid Syuhada punya perjalanan panjang sebagai saksi bisu perjuangan rakyat Balangan melawan tentara Belanda.

Masjid ini dibangun sekitar 1930 oleh seorang ulama sekaligus pahlawan ternama di Balangan, H Arsyad bin H Syukur atau Kyai Martasura. Dengan jejak rekam sejarah yang begitu panjang, masjid ini ditetapkan sebagai cagar budaya sejak 2011. Sejarah dan fakta itu juga yang membuat masjid ini sekarang menjadi salah satu tempat tujuan masyarakat lokal maupun luar Balangan untuk berwisata religi.

Ornamen dan desain Masjid Syuhada sampai sekarang masih terjaga keasliannya. Dari bagian depan, masjid ini sudah menyajikan ornamen-ornamen klasik yang indah. Arsitektur masjid ini juga seolah bercerita seberapa tua masjid ini.

Hanya saja, demi menjaga kenyamanan dan keamanan, masjid ini direnovasi dua kali, yaitu pada 1990 dan 2013. Beberapa bagian fondasi lantai dan teras dicor beton secara permanen.

3. Taman Hijau Balangan

Taman Hijau Balangan adalah tempat warga Kota Paringin dan sekitarnya di Kabupaten Balangan bersantai dan menghirup udara segar serta menikmati rindangnya penghijauan di tempat itu. Ruang terbuka hijau (RTH) ini berlokasi di tepi ruas jalan trans Kalimantan Selatan - Kalimantan Tengah di Kecamatan Paringin Selatan, Kabupaten Balangan.

Dengan lokasi yang strategis, pengunjung taman seperti tak henti berdatangan terutama di saat akhir pekan. Taman Hijau Balangan, menawarkan nuansa warna-warni berhias menyajikan rimbunnya pepohonan. RTH ini dilengkapi dengan fasilitas bermain anak-anak. Ada pula beberapa permainan outbound tempat olahraga dan bahkan tersedia pojok baca.

Menjadi primadona tempat rekresi, Taman Hijau Balangan menjadi prioritas pengembangan Pemkab Balangan melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) Kabupaten Balangan yang terus memberikan perhatian. Setiap tahunnya instansi tersebut membenahi area taman. Taman ini buka 24 jam, namun sore hari merupakan waktu favorit karena paling ramai pengunjung.

4. Festival Budaya

Kabupaten Balangan punya beragam acara budaya, salah satu yang menjadi agenda tahunan adalah Festival Pesona Adat Dayak Meratus. Festival ini biasanya digelar di Desa Kapul, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, dengan menampilkan berbagai pertunjukan budaya adat asli suku Dayak setempat.

Festival budaya ini sudah berlangsung sejak 2015. Beberapa festival yang disuguhkan antara lain festival menyumpit, bagasing, mutuu, balugu, kenjee, kakuyaan, basingki, lomba undang adat, dan lomba tari Dayak Meratus. Selain itu, juga digelar seni budaya, pameran kerajinan dan sajian masakan, wisata alam dan budaya, pengobatan tradisional, bersepeda petualangan dengan rute wisata alam dan budaya adat, serta fotografi budaya.

Festival atau acara budaya lainnya, ada Mesiwah Pare Gumboh yaitu syukuran panen bersama masyarakat suku Dayak Deyah di Desa Liyu, Kecamatan Halong. Ada juga Rungkuk Meratus, pameran budaya masyarakat Dayak Pitap di Desa Ajung, Kecamatan Tebing Tinggi.

5. Wisata Balangan

Balangan punya destinasi wisata yang sangat indah. Daerah ini memiliki wilayah yang sebagian besarnya adalah pegunungan sehingga memiliki hawa yang sejuk.  Salah satunya adalah Gunung Hantanung di Desa Sumsum, Kecamatan Awayan. Destinasi wisata ini cocok buat Anda yang punya jiwa petualang.

Selain memiliki keindahan panorama yang indah seperti sungai dan pepohonan yang lebat, gunung ini dikenal dengan lorong-lorong yang berhiaskan stalagtit dan stalagmit. Jalur menuju lokasi cukup menyenangkan karena akan melewati deretan rumah warga dan juga pepohonan karet.

Lalu ada Air Terjun Manyandar. Untuk sampai ke lokasi ini, harus menempuh perjalanan sekitar 27 km dari pusat kota serta harus melewati semak belukar, hutan, dan perbukitan. Di sana Anda akan melihat keindahan air terjun yang beda dari biasanya. Dinamai sebagai Air Terjun Manyandar karena air terjun di sini mengalir dari atas perbukitan yang miring, sehingga posisinya seperti orang yang sedang bersandar.

Tempat wisata menarik lainnya adalah Danau Baruh Bahinu, Air Terjun Bainggi, Gunung Hauk, Bukit Balawanai dan Goa Berangin. SahabatQQ

6. Kuliner khas Balangan

Ada beberapa makanan atau kuliner khas Balangan. Ada Gangan Asam, sejenis sayur asam yang tentunyai berbeda dengan sayur asam yang biasanya  Warnanya kuning karena terbuat dari kunyit. Sementara rasanya asam, segar dan juga gurih. Dalam pengolahannya gangan asam diberi tambahan ikan haruan atau ikan gabus, bahkan terkadang menggunakan ikan patin.

Ada Pais Waluh, ragam olahan makanan yang dibungkus daun pisang dan dimasak dengan cara dikukus. Mungkin maknanya mirip dengan kata pepes dalam bahasa Indonesia.

Ada juga Kalalapon yang mirip dengan kelepon, camilan yang terbuat dari campuran tepung ketan, pasta pandan, air kapur sirih, garam, gula merah dan kelapa parut. Bentuk dari kuliner ini bulat berwarna hijau dan diselimuti kelapa yang diparut.

Yang unik lagi adalah Sirup Batumandi atau Sirbam yang memiliki cita rasa manis. Pembuatannya tidak menggunakan bahan pengawet dan pemanis buatan. Sirup yang diproduksi masyarakat Batumandi secara turun-temurun itu sulit ditemukan di daerah lain di luar Balangan. Agen Domino99

Posting Komentar

0 Komentar