Milenial atau dikenal juga sebagai Generasi Y adalah sebutan untuk mereka yang lahir antara tahun 1980an hingga 2000awal. Kaum milenial belakangan jadi sorotan karena dianggap memiliki perilaku dan pola pikir yang cukup berbeda dibanding generasi sebelumnya. Hal itu yang juga membuat wisata kaum milenial punya selera yang berbeda pula.
Kesimpulan tersebut diambil usai melihat hasil survei yang diadakan oleh Amadeus ‘Journey of Me Insights’. Mereka mencoba meneliti sifat-sifat para turis yang melakukan perjalanan via pesawat terbang dalam 12 bulan terakhir di 14 negara Asia Pasifik. Total ada lebih dari enam ribu responden yang terlibat dalam jajak pendapat ini. DominoQQ
pun bisa secara spesifik melihat data perilaku para turis milenial Tanah Air. Salah satunya adalah respon traveler usia 18-35 tahun terkait pertanyaan soal rekomendasi wisata yang menurut mereka berguna. Lantas sebenarnya destinasi seperti apa yang disukai oleh kaum milenial? Berikut Travelingyuk berikan penjelasan lengkapnya.
1. Hemat Uang
Kaum milenial memiliki pandangan yang cukup unik soal membelanjakan uang. Peneliti mengklaim bahwa mereka cenderung ingin memiliki pakaian dan peralatan elektronik sama dengan yang dimiliki sosok terdekatnya. Selain itu, banyak di antara kaum milenial yang diklaim kesulitan dengan utang dan masih menggantungkan kehidupan pada orang tua.
Hal inilah yang mungkin mendorong traveler dari kaum milenial untuk mencari tempat wisata yang bisa dinikmati tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya. Dalam survei yang diadakan oleh Amadeus, rekomendasi wisata hemat mendapatkan suara sebanyak 40 persen.
2. Nyaman
Milenial sering digambarkan sebagai generasi yang tidak terlalu ambil pusing dengan tradisi. Mereka lebih mementingkan kenyamanan dan juga produktivitas sebagai nilai-nilai yang dianggap penting. Tak heran jika rekomendasi wisata nyaman sangat menarik bagi mereka.
Dalam survei Amadeus, pilihan ini mendapatkan suara sebesar 35 persen. Itu artinya, hampir sebagian besar milenial menginginkan destinasi wisata yang sudah benar-benar dikelola dengan baik. Tak hanya indah, tempat tersebut harus punya sejumlah fasilitas lengkap seperti kamar mandi, penginapan, maupun atraksi menarik lainnya.
3. Pengalaman baru
Melakukan perjalanan wisata bukan hanya soal bersenang-senang dan melepas penat, namun sekaligus menjadi kesempatan mendapatkan pengalaman baru. Hal tersebut menjadi salah satu bahan pertimbangan kaum milenial dalam menentukan destinasi wisata. Mereka ingin menyaksikan atau mengalami sesuatu yang belum pernah diketahui sebelumnya.
Ini artinya wisata budaya sangat cocok untuk para milenial. Tak hanya sekedar melihat, mereka juga bisa langsung terlibat dan berinteraksi dengan penduduk lokal. Beberapa wilayah di Indonesia pun belakangan sudah semakin rajin mengembangkan beragam festival menarik, seperti di Samosir, Wamena, Bali, dan Maluku Utara.
4. Memastikan Keselamatan
Terlepas dari popularitas sebuah program jalan-jalan di sebuah TV swasta, yang menggambarkan para presenternya sebagai traveler bernyali besar, kaum milenial ternyata masih sangat mementingkan keselamatan. 27 persen di antara mereka ternyata tertarik dengan rekomendasi destinasi wisata yang bisa menjamin keselamatan para pengunjungnya.
Hal ini cukup menarik karena umumnya publik menganggap milenial sebagai generasi ‘lebay’. Bahkan tak jarang kita menemui kasus-kasus memilukan di mana nyawa sampai harus melayang hanya demi mendapatkan foto terbaik di area berbahaya.
5. Jadwal Perjalanan
Mengatur jadwal perjalanan bisa dibilang susah-susah gampang. Namun yang jelas biasanya semua orang ingin menikmati sebanyak mungkin tempat wisata dalam waktu sesingkat mungkin. Biasanya 2-3 hari bagi yang mengambil cuti kerja atau sedikit lebih lama bagi yang ingin memanfaatkan libur semester.
Kaum milenial ternyata juga menganggap pentingnya itinerary dalam mengatur rencana perjalanan. 20 persen responden dari survei Amadeus menginginkan rekomendasi dan bantuan dalam menentukan lokasi wisata yang sesuai dengan waktu liburan.
Itulah tadi beberapa rekomendasi wisata yang paling dicari oleh para kaum milenial di Indonesia, berdasarkan survei dari Amadeus. Merasa masuk dalam Generasi Y? Jika memang iya, apakah menurut kalian survei tersebut sudah benar-benar menggambarkan fakta sebenarnya?
0 Komentar