Dikutip dari BBC News, Selasa (21/4/2020), Kepala Eksekutif Virgin Australia Paul Scurrah mengatakan, "Keputusan kami hari ini adalah tentang menjamin masa depan Grup Virgin Australia dan hal-hal lain yang muncul sebagai dampak dari krisis Covid-19."
Ia menambahkan bahwa Australia memerlukan maskapai kedua untuk melayani kebutuhan penerbangan konsumen, terutama pasca-pandemi. Maka itu, Virgin Australia memutuskan untuk tetap terbang. SahabatQQ
Virgin Australia diketahui menguasai 31 persen pangsa pasar penerbangan domestik. Sementara, 58 persen lainnya dikuasai oleh Qantas. Maka itu, sekelompok konsumen dan politikus lokal menyuarakan kekhawatiran bila maskapai benar-benar dibiarkan kolaps, Qantas sebagai maskapai nasional akan memonopoli bisnis penerbangan di Australia.
Canberra sebelumnya menolak memberikan utang bagi perusahaan itu yang meminta pinjaman sebesar 1,4 miliar dolar Australia. Padahal, pemerintah pada bulan sebelumnya telah mengumumkan akan mengucurkan dana senilai 900 juta dolar Australia untuk mendukung seluruh maskapai lokal.
Virgin Australia hanya menghasilkan dua keuntungan secara hukum dalam satu dekade terakhir. Maskapai itu dimiliki sejumlah pihak, yakni pemerintah Uni Emirat Arab, Singapore Airlines, HNA China, dan Grup Sir Richard Branson. Setidaknya 10.000 karyawan dipekerjakan secara langsung dan 6.000 lainnya direkrut melalui bisnis tambahan.
Lalu bagaimana langkah yang di ambil Sir Richard Benson
Firma konsultan Deloitte mengumumkan telah ditunjuk sebagai administrator pada Senin, 20 April 2020. Mereka akan mencoba dan merestrukturisasi utang perusahaan, melunasi para kreditur, dan mencari pembeli. Mereka berharap grup ekuitas swasta akan tertarik membelinya.
Kerugian jangka panjang maskapai juga bisa dipandang sebagai kerugian besar bagi industri pariwisata Australia yang merupakan pendongkrak GDP terbesar. Sebelum berhenti beroperasi, Virgin Australia melayani penerbangan ke 41 rute dengan armada 130 pesawat.
Mayoritas merupakan rute domestik, yang merupakan cara paling praktis untuk bisa bepergian di benua tersebut. Meski begitu, maskapai juga melayani rute internasional, seperti Selandia Baru, Bali, Fiji, Tokyo, dan Los Angeles.
Sementara, Sir Richard Branson, pemilik Grup Virgin yang juga memiliki sebagian saham Virgin Australia, telah menawarkan sebuah pulau di Karibia sebagai jaminan untuk mendapat pinjaman bagi Virgin Atlantic dari Pemerintah Britania Raya.
Penjualan saham juga telah ditangguhkan dalam perusahaan selama dua pekan karena berjuang untuk menemukan rencana penyelamatan.
Efek Corona membuat anda kehilangan penghasilan? Buruan gabung bersama kami di SahabatQQ agen Dominoqq Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya.
0 Komentar