Sejauh ini, Myanmar hanya mengizinkan maskapai beroperasi untuk rute domestik saja. Itu pun hanya bisa diakses oleh warga Myanmar dan warga asing yang tinggal dan bekerja di negara seribu pagoda tersebut.
Sejak akhir Maret, turis asing terjebak di negara itu dan menunggu penerbangan repatriasi agar bisa pulang ke negaranya. Sebaliknya, ratusan warga Burma juga menunggu kesempatan kembali pulang ke Myanmar dengan jumlah penerbangan sangat sedikit ke Myanmar.
Pemerintah Myanmar juga mengatakan ketika penerbangan komersial dibuka kembali, layanan itu terbatas hanya untuk rute yang menghubungkan beberapa kota di ASEAN. Selanjutnya, bila memungkinkan akan dibuka kembali rute seluruh Asia.
Pemerintah sebelumnya berharap sudah bisa memulai 'travel bubbles' atau koridor perjalanan dengan Thailand dan Vietnam yang memungkinkan penerbangan internasional langsung ke Myanmar. Syaratnya, penumpang wajib menjalani 14 hari karantina.
Gelombang Kedua dan Ketiga
Tetapi, rencana tersebut kemungkinan tidak akan terwujud. Thailand juga mengumumkan akan menunda skema tersebut lantaran melihat situasi yang tidak memungkinkan. Hasil penelusuran lapangan menunjukkan banyak warga yang menjalani repatriasi yang terkonfirmasi positif Covid-19 sekembalinya ke Thailand.
Gelombang infeksi kedua dan ketiga juga terjadi di banyak negara, seperti Hong Kong, Korea Selatan, Jepang, dan Australia. Kondisi itu membuat kerja sama dengan negara rendah risiko nyaris tak mungkin terwujud. SahabatQQ
Hanya kargo, evakuasi medis, dan penerbangan khusus yang diizinkan oleh Departemen Penerbangan Sipil di Myanmar yang boleh beroperasi. Tetapi, pemerintah Myanmar juga mengoperasikan beberapa penerbangan repatriasi untuk memulangkan warganya dari Thailand, Singapura, India, dan Korea Selatan.
Sejauh ini, Myanmar melaporkan 321 kasus positif Covid-19 terjadi di negaranya, 250 di antaranya dilaporkan sembuh. Namun, belum ada pengetesan serius untuk melacak Covid-19 di negara tersebut. Agen Domino99
0 Komentar